Pages



Perubahan Pahit

Di pagi hari yang cerah, burung-burung berkicau dengan merdunya, langit biru menambahkan kecerahan di pagi hari. Terlintas sesosok wanita yang cantik membawa tas pinknya. Dia tersenyum kagum dengan kecerahan langit yang indah, dan bunga-bunga yang bermekaran. Di ujung gang, sesosok wanita itu terdiam dan tersipu malu, dilihatnya pemuda tampan dan keren berjalan dengan sigapnya. Pandangan mata yang tak bisa bohong, wanita itupun berjalan, dan terus berjalan dengan membohongi perasaannya. Tak berapa lama wanita itu berjalan, terlihatnya gadis manis diseberang jalan dengan memakai bandana merah dirambutnya. Ternyata, gadis yang dilihatnya, menghampiri pemuda tampan itu, dan dia adalah kekasihnya.
Hari yang cerah itu, kemudian berubah menjadi hitam. Air mengalir dengan sendirinya. Setetes demi setetes, membasahi pipi. Terus mengalir tiada hentinya. Diapun bertanya pada hati kecilnya “ apa yang membuatnya terus mengalir?”,, namun, semua itu tak ada jawabannya. Sesosok wanita itupun, akhirnya menghilang dari keadaan yang semula cerah, menuju ke keadaan yang hitam dan pahit. 



By: Vianzha.., ^_^





Taraaaaaaaaaaaa.........
Ini adalah foto Petra Sihombing yang ca'em amet..,
Artis ganteng yang di idolakan banyak remaja putri..., ^_^
Asikkkk poto-poto saat pelajaran biologi,,,,

Si cilipi sibuk gambar ehhh yang laen sibuk poto-poto,,,sa'aken nggeehhh Cilipi,hahahahahaha.....
Vianzha narsis.com..., ^_^

Vianzha kawan yang sebangku ini memiliki kesamaan  pada saat mereka lahir.

Pertama, si vianzha nieh lahir pada bulan desember yang berzodiack sagitarius.

Kedua, tanggal kelahiran vianzha 15 dan 16 (hampir mendekatilah) tepatnya pada tahun 1995.

Ketiga,mereka berdua juga satu kelas saat kelas x bersama SAPUDUK (sahabat x.2 kompak).....

nach inilah 3 fakta dari si vianzha....................................................................................................

eitz,tapi ada satu perbedaan loch mereka mempunyai kriteria cowok yang  berbeda,,hehehehe ^_^


Contoh Hikayat

PERKARA SI BUNGKUK DAN SI PANJANG
Mashudulhakk arif bijaksana dan pandai memutuskan perkara-perkara yang sulit sebagai ternyata dari contoh yang di bawah ini:
Hatta maka berapa lamanya Masyhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai. Maka dicaharinya perahu hendak menyeberang, tiada dapat perahu itu. Maka ditantinya 1) kalau-kalau ada orang lalu berperahu. Itu pun tiada juga ada lalu perahu orang. Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya. Sebermula adapun istri orang itu terlalu baik parasnya. Syahdan maka akan suami perempuan itu sudah tua, lagi bungkuk belakangnya. Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga. Katanya, "Apa upayaku hendak menyeberang sungai ini?"

Maka ada pula seorang Bedawi duduk di seberang sana sungai itu. Maka kata orang itu, "Hai tuan hamba, seberangkan apalah kiranya hamba kedua ini, karena hamba tiada dapat berenang; sungai ini tidak hamba tahu dalam dangkalnya." Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, "Untunglah sekali ini!"

Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, "Tuan hamba seberangkan apalah 2) hamba kedua ini. Maka kata Bedawi itu, "Sebagaimana 3) hamba hendak bawa tuan hamba kedua ini? Melainkan seorang juga dahulu maka boleh, karena air ini dalam."

Maka kata orang tua itu kepada istrinya, "Pergilah diri dahulu." Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu. Arkian maka kata Bedawi itu, "Berilah barang-barang bekal-bekal tuan hamba dahulu, hamba seberangkan." Maka diberi oleh perempuan itu segala bekal-bekal itu. Setelah sudah maka dibawanyalah perempuan itu diseberangkan oleh Bedawi itu. Syahdan maka pura-pura diperdalamnya air itu, supaya dikata 4) oleh si Bungkuk air itu dalam. Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, "Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambit, hamba jadikan istri hamba." Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.

Maka kata perempuan itu kepadanya, "Baiklah, hamba turutlah kata tuan hamba itu."

Maka apabila sampailah ia ke seberang sungai itu, maka keduanya pun mandilah, setelah sudah maka makanlah ia keduanya segala perbekalan itu. Maka segala kelakuan itu semuanya dilihat oleh orang tua bungkuk itu dan segala hal perempuan itu dengan Bedawi itu.

Kalakian maka heranlah orang tua itu. Setelah sudah ia makan, maka ia pun berjalanlah keduanya. Setelah dilihat oleh orang tua itu akan Bedawi dengan istrinya berjalan, maka ia pun berkata-kata dalam hatinya, "Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati."

Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu. Maka heranlah ia, karena dilihatnya sungai itu aimya tiada dalam, maka mengarunglah ia ke seberang lalu diikutnya Bedawi itu. Dengan hal yang demikian itu maka sampailah ia kepada dusun tempat Masyhudulhakk itu.

Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk. Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Istri siapa perempuan ini?"

Maka kata Bedawi itu, "Istri hamba perempuan ini. Dari kecil lagi ibu hamba pinangkan; sudah besar dinikahkan dengan hamba."

Maka kata orang tua itu, "Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba."

Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu. Syahdan maka gemparlah. Maka orang pun berhimpun, datang melihat hal mereka itu ketiga. Maka bertanyalah Masyhudulhakk kepada perempuan itu, "Berkata benarlah engkau, siapa suamimu antara dua orang laki-laki ini?"

Maka kata perempuan celaka itu, "Si Panjang inilah suami hamba."

Maka pikirlah 5) Masyhudulhakk, "Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.

Maka diperjauhkannyalah laki-laki itu keduanya. Arkian maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, "Si Panjang itulah suami hamba."

Maka kata Masyhudulhakk, "Jika sungguh ia suamimu siapa mentuamu laki-laki dan siapa mentuamu perempuan dan di mana tempat duduknya?"

Maka tiada terjawab oleh perempuan celaka itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk perjauhkan. Setelah itu maka dibawa pula si Panjang itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Berkata benarlah engkau ini. Sungguhkah perempuan itu istrimu?"

Maka kata Bedawi itu, "Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan hamba ini tentulah suaminya."

Syahdan maka Masyhudulhakk pun tertawa, seraya berkata, “Jika sungguh istrimu perempuan ini, siapa nama mentuamu laki-laki dan mentuamu perempuan, dan di mana kampung tempat ia duduk?"

Maka tiadalah terjawab oleh laki-laki itu. Maka disuruh oleh Masyhudulhakk jauhkan laki-laki Bedawi itu. Setelah itu maka dipanggilnya pula orang tua itu. Maka kata Masyhudulhakk, "Hai orang tua, sungguhlah perempuan itu istrimu sebenar-benamya?"

Maka kata orang tua itu, "Daripada mula awalnya." Kemudian maka dikatakannya, siapa mentuanya laki-laki dan perempuan dan di mana tempat duduknya

Maka Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka hendaklah disakiti oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali. Kemudian maka disuruhnya tobat Bedawi itu, jangan lagi ia berbuat pekerjaan demikian itu.

Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.







































Unsur Intrinsik dan ekstrinsik HIKAYAT


Judul           : Hikayat Mashudulhakk (perkara si bungkuk dan si panjang)
Unsur intrinsik :
·         Tema               : Kesetiaan dan Pengkhianatan dalam Cinta2
·         Tokoh             :
ü  Masyhudulhakk : arif, bijaksana, suka menolong, cerdik, baik hati.
ú  …Masyhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu.
ú  Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.
ú  …..Maka pikirlah 5) Masyhudulhakk,"Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.
ü  Si Bungkuk : setia pada istrinya, suka mengalah, mudah percaya.
ú  Maka kata orang tua itu, "Istri hamba, dari kecil nikah dengan hamba.
ú  Maka Bedawi itu pun turunlah ia ke dalam sungai itu merendahkan dirinya, hingga lehernya juga ia berjalan menuju orang tua yang bungkuk laki-istri itu. Maka kata orang tua itu, "Tuan hamba seberangkan apalah 2) hamba kedua ini.
ú  Maka kata orang tua itu kepada istrinya, "Pergilah diri dahulu." Setelah itu maka turunlah perempuan itu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu.

ü  Si Panjang / Bedawi : licik, egois.
ú  Setelah didengar oleh Bedawi kata orang tua bungkuk itu dan serta dilihatnya perempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, "Untunglah sekali ini!
ú  Maka kata Bedawi itu, "Bahwa perempuan itu telah nyatalah istri hamba; lagi pula perempuan itu sendiri sudah berikrar, mengatakan hamba ini tentulah suaminya.
ü  Istri Si Bungkuk : mudah dirayu, tidak setia, suka berbohong, egois.
ú  hamba jadikan istri hamba." Maka berbagai-bagailah katanya akan perempuan itu.Maka kata perempuan itu kepadanya, "Baiklah.
ú  ….maka diperiksa pula oleh Masyhudulhakk. Maka kata perempuan itu, "Si Panjang itulah suami hamba.
·         Setting :
ü  tempat :
ú  tepi sungai : Maka ia pun berhentilah di tebing sungai itu dengan istrinya.
ú  Sungai : turunlah perempuanitu ke dalam sungai dengan orang Bedawi itu
ü  Suasana :
ú  menegangkan: Maka pada sangka orang tua itu, air sungai itu dalam juga.
ú  Mengecewakan:  "Daripada hidup melihat hal yang demikian ini, baiklah aku mati.Setelah itu maka terjunlah ia ke dalam sungai itu.
ú  Membingungkan: Maka dengan demikian jadi bergaduhlah mereka itu. Syahdan maka gemparlah.
ü  Waktu : tidak diketahui
·         Alur : Alur maju
ü  Eksposisi         :
Mashudulhakk arif bijaksana dan pandai memutuskan perkara-perkara yang sulit  maka berapa lamanya Masyhudulhakk pun besarlah. Kalakian maka bertambah-tambah cerdiknya dan akalnya itu. Maka pada suatu hari adalah dua orang laki-istri berjalan. Maka sampailah ia kepada suatu sungai.
ü  Complication   :
….serta dilihatnyaperempuan itu baik rupanya, maka orang Bedawi itu pun sukalah, dan berkata di dalam hatinya, "Untunglah sekali ini!
ü  Rising action   :
Maka sampailah kepada pertengahan sungai itu, maka kata Bedawi itu kepada perempuan itu, "Akan tuan ini terlalu elok rupanya dengan mudanya. Mengapa maka tuan hamba berlakikan orang tua bungkuk ini? Baik juga tuan hamba buangkan orang bungkuk itu, agar supaya tuan hamba, hamba ambit, hamba jadikan istri hamba."
ü  Turning point :
Maka orang tua itu pun datanglah mengadu kepada Masyhudulhakk. Setelah itu maka disuruh oleh Masyhudulhakk panggil Bedawi itu. Maka Bedawi itu pun datanglah dengan perempuan itu. Masyhudulhakk, "Baik kepada seorang-seorang aku bertanya, supaya berketahuan siapa salah dan siapa benar di dalam tiga orang mereka itu.
ü  Ending                        :
Masyhudulhakk dengan sekalian orang banyak itu pun tahulah akan salah Bedawi itu dan kebenaran orang tua itu. Maka Bedawi itu pun mengakulah salahnya. Demikian juga perempuan celaka itu. Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali.
·         Poin of View :
ü  orang ke-3 :
Maka bertambah-tambah masyhurlah arif bijaksana Masyhudulhakk itu.
·         Amanat :
ü  Jangan berbohong karena berbohong itu tidak baik, merupakan dosa, dan hanya akan menimbulkan kerugian pada diri kita sendiri
ü  Bantulah dengan ikhlas orang yang membutuhkan bantuan
ü  Syukurilah jodoh yang telah diberikan Tuhan, yakini bahwa jodoh itu baik untuk kita
ü  Jangan mengambil keputusan sesaat yang belum dipikirkan dampaknya
ü  Jadilah orang yang bijaksana dalam mengatasi suatu masalah

Unsur ekstrinsik :
·         Nilai religiusitas : kita harus selalu bersyukur atas apa yang telah diberikan oleh Allah. Jangan pernah merasa iri dengan apa yang tidak kita miliki karena apa yang te;ah diberikan Allah kepada kita adalah sesuatu yang memang terbaik untuk kita. Janagn seperti yang ada pada hikayat mashudulhakk.

·         Nilai moral :
Janganlah  sekali-kali  kita memutar balikkan fakta, mengatakan bahwa yang salah itu benar dansebaliknya, karena bagaimanapun juga kebenaran akan mengalahkan ketidak benaran.
·         Nilai social budaya :
Sebuah kesalahan pastilah akan mendapat sebuah balasan, pada hikayat ini diterangkan bahwa seorang yang melakukan keslahan seperti berbohong maka akan did era sebanyak seratus kali. (Lalu didera oleh Masyhudulhakk akan Bedawi itu serta dengan perempuan celaka itu seratus kali.)
·         Kepengarangan :
Hikayat mashudulhakk ini dari salah satu naskah lama (Collectie v.d. Wall) dengan diubah di sana-sini setelah dibandingkan dengan buku yang diterbitkan oleh A.F. v.d. Wall (menurut naskah yang lain dalam kumpulan yang tersebut).Dalam Volksalmanak Melayu 1931 (Balai Pustaka) isi naskah yang dipakai v.d. Wall itu diringkaskan dan sambungannya dimuat pula, dengan alamat "Masyudhak".. Dinantinya.

Si Miskin

Karena kutukan Batara Indra, raja keindraan beserta istrinya jatuh miskin, melarat, dan terlunta-lunta di kerajaan Antah Berantahyang diperintah oleh Maharaja Indra Dewa. Setiap hari si miskin mencari sisa makanan yang sudah dibuang orang di tempat – tempat sampah. Apabila penduduk melihatnya , mereka beramai-ramai menghina,memukul, dan mengusis si miskin suami istri itu, sehingga badannya luka-luka. Sedih hati si miskin sepanjang hari dan tidak berani masuk kampong karena takut di pukul atau dilempari batu. Diambilnya daun-daun muda untuk di makan dan untuk pengobat luka di tubuhnya. Demikian pengalaman dan penderitaan mereka sepanjang hari.

Ketika mengandung 3 bulan , istrinya mengidamkan buah mempelam ( sejenis mangga ) yang tumbuh di halaman istana raja. Dimintanya agar suaminya ( si miskin ) meminta buah mempelam itu kepada raja. Mendekat kampong saja suaminya tidak berani, apalagi hendak menghadap raja minta buah mempelam itu. Dengan sedih dan meratap istrinya memohon supaya suaminya mau meminta mempelam raja itu. Karena kasihan kepada istrinya si miskin mencoba meminta mempelam itu.

Tiada disangka-sangka , raja sangat bermurah hati dan member kan mempelam yang diminta si miskin. Buah lain seperti nangka pun di beri raja. Penduduk kampong yang melihatnya jatuh kasihan dan bermurah hati member si miskin kue dan juadah 9 kue basah ) mungkin berkat tuah anak yang dikandung istrinya juga hal yang demikian itu terjadi.

Pada hari baik , setelah cukup bulanya , istri  si miskin melahirkan seorang putra yang sangat elok parasnya , anak itu di beri nama Marakemah yang artinya anak dalam penderitaan.

Ketika si miskin  menggali tanah untuk memancangkan tiang atap tempat berteduh , tergali olehnya taju ( tapi mahkota ) yang penuh berhias emas . dengan kehendak yang maha kuasa , terjadilah lengkap dengan alat , pegawainya , pengawal dan sebagainya ditempat itu. Si miskin menjadi rajanya dengan nama Maharaja Indra Angkasa dan istrinya menjadi permaisuri dengan nama Ratna Dewi. Kerajaan itu mereka namakan Puspa Asri .

Kerajaan puspa asri terkenal kemana-mana. Pemerintahanya baik, rakyatnya aman, damai, makmur, dan sentosa. Tiada lama kemudian lahirlah pula adik Marakemah yang di beri nama Nila Kesuma. Bertambah mashurlah kerajaan puspa sari dan bertambah pula iri hati Maharaja Entah Berantah.

Kemudian tersiar kabar , Maharaja Indra Angkasa mencari ahli nujum untuk mengetahui peruntungan kedua anaknya kelak. Kesempatan ini di pergunakan Maharaja Indra Dewa . semua ahli nujum dikumpulkan dan dihasutnya supaya mengatakan kepada Indra Angkasa bahwa Marakemah dan Nila Kesuma akan mendatangkan mala petaka dan akan menghancurkan kerajaan puspa Asri . semua ahli nujum mengatakan seperti yang di hasutkan oleh Maharaja Indra Dewa.

Mendengar kata-kata ahli nujum itu sangatlah murka Maharaja Indra Angkasa .maraakemah dan adiknya hendak di bunuhnya, permai suri Ratna Dewi menagis tersedu-sedu, memelas, dan memohon pada suaminya  supaya kedua putranya jangan dibunuh . ia tak tahan lagi melihat ke dua anaknya di perlakukan  demikian. Dimohonnya kepada suaminya  supaya di biarkan saja kemana perginya mereka. Sambil di sepak dan di terjang, pergilah ke dua anak iti mengembara tanpa tujuan. Sesaat setelah mereka pergi kerajaan Puspa Sari terbakan habis, semuanya musnah.

Sampai dikaki bukit berteduhlah Marakemah dengan adiknya Nila Kesuma, dibawah sebatang pohon dalam keadaan lapar tertangkaplah seekor burung yang sedang hinggap di dekatnya. Karena lapar, mereka hendak memakan burung itu dan berusaha hendak memasaknya lebih dahulu. Datanglah mereka ke pondok seorang petani hendak minta api untuk membakar burung itu. Tiba-tiba mereka ditangkap petani karena di tuduh hendak mencuri . keduanya dilemparkan ke laut dan di terjang ombak kesana kemari. Nila Kesuma  akhirnya terdampar di pantai dan di temukan oleh raja Mengindra Sari, putra mahkota kerajaan palinggam cahaya. Nila Kesuma di bawa ke istana , kemudian di persunting raja Mengindra Sari, menjadi permaisuri dengan gelar putri mayang mengurai.

Marakemah di bawa arus dan terdampar di pangkalan ( tempat mandi di pantai ) nenek gergasi ( raksasa  tua . kemudian dia di ambil dan di masukkan dalam kurungan di rumahnya . kebetulan di situ telah di kurung pula putri Raja Cina bernama Cahaya Khairani yang tertangkap lebih dahulu. Mereka ini akan dijadikan santapan sang gergasi.

Sebuah kapal  besar menghampiri perahu mereka dan mereka ditangkap lalu dimasukkan ke kapal. Nahkoda kapal jatuh cinta kepada Cahaya Khirani . cahaya Khirani di paksa masuk ke dalam kmar , sedangkan marakemah di buang ke laut.

Dalam keadaan terapung-apung . setelah kapal berlayar juh, ,Marakemaah di telan seekor ikan nun ( ikan ynag sangat besar. Ikan itu terdampar di pangkalan nenek kabayan. Seekor burung rajawali terbang diatas pundak nenek kabayan dia emberi tahu supaya perut ikan nun yang terdampar dipantai itu di toreh ( di buka ) hati-hati., karena di dalamnya  ada seorang anak raja . petunjuk burung itu diikuti nenek kabayan dan setelah perut ikan nun dibuka keluarlah Marakemah dari dalamnya mereka sama-sama senang dan gembira . lebih- neek kabayan yang mendapatkan seorang putra yang baik budibya.

Marakemah tinggal di rumah nenek  kabayan dan sehari hari turut membantu membuat karangan bunga untuk dijal dan dikirim ke negeri lain.dan cerita nenek kabayan tahulah Marakemah . bahwa permaisuri kerajaan tempat tinggal mereka bernama mayang mengurai yang tidak lain dari pada seorang putrid yang di buang ke laut oleh seorang [etani ketika hendk   mencari api untuk membakar seekor burung bersama kakaknya . yakinlah Marakemah bahwa putrid itu sesungguhnya adiknya sendiri.

Kebetulan Cahaya Khairani maupun Mayang Mengurai sangat menyukai karangan nenek yang sebenarnya marahkemalah yang mengarangnya. Pada suatu ketika dicantumkanya namanya dalam karangan bunga itu. Dari mana itu Cahaya Khirani dan Nila Kusuma mengetahui bahwa marekamah masih hidup. Bertambah dalam cinya Cahaya Khirani kepada kekasihnya. Demikian juga Nila kesuma beserta suaminya , berkemauan keras untuk segera mencari kakaknya yaitu marakemah kerumah nenek kabayan itu.

Betapa gembira mereka atas pertemuan itu tak dapat dibayangkan dengan mudah pula marakemah bersama iparnya Raja Palinggap Cahyo dapat menemukan tempat cahaya khirani disembunyikan oleh nahkoda kapal. Setelah cahaya khirani ditemukan dan ternyata ia belum ternoda oleh nahkoda , maka dilangsunhkanlah pernikahan antara marakemah dengan cahaya  khirani . dan nahkoda yang menggoda cahaya kirani di bunuh di kerajaan palinggan cahaya.

Marakemah bersama cahaya kirani kemudian pergi ke tempat ayah – bundanya yang telah jatuh ,iskin di Puspa Sari yang telah lenyap dengan isinya di daratan tinju maya, mercu indra kemudian ia dinobatkan di sana menggantikan orangtuanya.